Definisi, Gejala, Tanda-tanda, Penyebab, faktor pemicu penyakit Difteri
Saat ini penyakit yang sempat hilang dari Indonesia di zaman now muncul kembali. Difteri penyakit ini lagi menyerang beberapa warga jakarta dan mermabat ke Jawa Barat, Jawa Tengah. Untuk itu lebih dini alangkah baiknya mengetahui apa itu difteri agar dapat mencegah sejak dini.
Difteri adalah infeksi menular yang disebabkan oleh bakteri Corynebacterium. Gejalanya berupa sakit tenggorokan, demam, dan terbentuknya lapisan di amandel dan tenggorokan. Dalam kasus yang parah, infeksi bisa menyebar ke organ tubuh lain seperti jantung dan sistem saraf. Beberapa pasien juga mengalami infeksi kulit. Bakteri penyebab penyakit ini menghasilkan racun yang berbahaya jika menyebar ke bagian tubuh lain.
Tanda-tanda dan gejala
Walau bakteri difteri dapat menyerang jaringan apa saja pada tubuh, tanda-tanda yang paling menonjol adalah pada tenggorokan dan mulut. Tanda-tanda dan gejala umum dari difteri adalah:
Tenggorokan dilapisi selaput tebal berwarna abu-abu
Radang tenggorokan dan serak
Pembengkakan kelenjar pada leher
Masalah pernapasan dan saat menelan
Cairan pada hidung, ngiler
Demam dan menggigil
Batuk yang keras
Perasaan tidak nyaman
Perubahan pada penglihatan
Bicara yang melantur
Tanda-tanda shock, seperti kulit yang pucat dan dingin, berkeringat dan jantung berdebar cepat.
Penyebab difteri
Difteri disebabkan oleh Corynebacterium, yaitu bakteri yang menyebarkan penyakit melalui partikel di udara, benda pribadi, serta peralatan rumah tangga yang terkontaminasi.
Jika Anda menghirup partikel udara dari batuk atau bersin orang yang terinfeksi, Anda dapat terkena difteri. Cara ini sangat efektif untuk menyebarkan penyakit, terutama pada tempat yang ramai.
Penyebab lainnya adalah kontak dengan benda-benda pribadi yang terkontaminasi. Anda dapat terkena difteri dengan memegang tisu bekas orang yang terinfeksi, minum dari gelas yang belum dicuci, atau kontak sejenisnya dengan benda-benda yang membawa bakteri. Pada kasus yang langka, difteri menyebar pada peralatan rumah tangga yang digunakan bersama, seperti handuk atau mainan.
Menyentuh luka yang terinfeksi juga dapat membuat Anda terekspos bakteri yang menyebabkan difteri.
Faktor pemicu difteri
Ada banyak faktor yang meningkatkan risiko seseorang terkena difteri, yaitu:
Lokasi yang Anda tinggali
Tidak mendapat vaksinasi difteri terbaru
Memiliki gangguan sistem imun, seperti AIDS
Memiliki sistem imun lemah, misalnya anak-anak atau orang tua
Tinggal di kondisi yang padat penduduk atau tidak higienis
Pencegahan difteri
Cara terbaik mencegah difteri adalah dengan vaksin. Di Indonesia, vaksin difteri biasanya diberikan lewat imunisasi DPT (Difteri, Tetanus, Pertusis), sebanyak lima kali semenjak bayi berusia 2 bulan.
Menurut infoimunisasi, anak harus mendapat vaksinasi DTP lima kali pada usia 2 bulan, 3 bulan, 4 bulan, 18 bulan, dan usia 4-6 tahun.
Untuk anak usia di atas 7 tahun diberikan vaksinasi Td atau Tdap. Vaksin Td/Tdap akan melindungi terhadap tetanus, difteri, dan pertusis harus diulang setiap 10 tahun sekali. Ini juga termasuk untuk orang dewasa.
Saat ini penyakit yang sempat hilang dari Indonesia di zaman now muncul kembali. Difteri penyakit ini lagi menyerang beberapa warga jakarta dan mermabat ke Jawa Barat, Jawa Tengah. Untuk itu lebih dini alangkah baiknya mengetahui apa itu difteri agar dapat mencegah sejak dini.
Difteri adalah infeksi menular yang disebabkan oleh bakteri Corynebacterium. Gejalanya berupa sakit tenggorokan, demam, dan terbentuknya lapisan di amandel dan tenggorokan. Dalam kasus yang parah, infeksi bisa menyebar ke organ tubuh lain seperti jantung dan sistem saraf. Beberapa pasien juga mengalami infeksi kulit. Bakteri penyebab penyakit ini menghasilkan racun yang berbahaya jika menyebar ke bagian tubuh lain.
Tanda-tanda dan gejala
Walau bakteri difteri dapat menyerang jaringan apa saja pada tubuh, tanda-tanda yang paling menonjol adalah pada tenggorokan dan mulut. Tanda-tanda dan gejala umum dari difteri adalah:
Tenggorokan dilapisi selaput tebal berwarna abu-abu
Radang tenggorokan dan serak
Pembengkakan kelenjar pada leher
Masalah pernapasan dan saat menelan
Cairan pada hidung, ngiler
Demam dan menggigil
Batuk yang keras
Perasaan tidak nyaman
Perubahan pada penglihatan
Bicara yang melantur
Tanda-tanda shock, seperti kulit yang pucat dan dingin, berkeringat dan jantung berdebar cepat.
Penyebab difteri
Difteri disebabkan oleh Corynebacterium, yaitu bakteri yang menyebarkan penyakit melalui partikel di udara, benda pribadi, serta peralatan rumah tangga yang terkontaminasi.
Jika Anda menghirup partikel udara dari batuk atau bersin orang yang terinfeksi, Anda dapat terkena difteri. Cara ini sangat efektif untuk menyebarkan penyakit, terutama pada tempat yang ramai.
Penyebab lainnya adalah kontak dengan benda-benda pribadi yang terkontaminasi. Anda dapat terkena difteri dengan memegang tisu bekas orang yang terinfeksi, minum dari gelas yang belum dicuci, atau kontak sejenisnya dengan benda-benda yang membawa bakteri. Pada kasus yang langka, difteri menyebar pada peralatan rumah tangga yang digunakan bersama, seperti handuk atau mainan.
Menyentuh luka yang terinfeksi juga dapat membuat Anda terekspos bakteri yang menyebabkan difteri.
Faktor pemicu difteri
Ada banyak faktor yang meningkatkan risiko seseorang terkena difteri, yaitu:
Lokasi yang Anda tinggali
Tidak mendapat vaksinasi difteri terbaru
Memiliki gangguan sistem imun, seperti AIDS
Memiliki sistem imun lemah, misalnya anak-anak atau orang tua
Tinggal di kondisi yang padat penduduk atau tidak higienis
Pencegahan difteri
Cara terbaik mencegah difteri adalah dengan vaksin. Di Indonesia, vaksin difteri biasanya diberikan lewat imunisasi DPT (Difteri, Tetanus, Pertusis), sebanyak lima kali semenjak bayi berusia 2 bulan.
Menurut infoimunisasi, anak harus mendapat vaksinasi DTP lima kali pada usia 2 bulan, 3 bulan, 4 bulan, 18 bulan, dan usia 4-6 tahun.
Untuk anak usia di atas 7 tahun diberikan vaksinasi Td atau Tdap. Vaksin Td/Tdap akan melindungi terhadap tetanus, difteri, dan pertusis harus diulang setiap 10 tahun sekali. Ini juga termasuk untuk orang dewasa.
0 comments:
Posting Komentar
Sara Jorok Spam ma'af , Saya Hapus